Selasa, 08 November 2011

Bai Fang Li, Tukang Becak Penyumbang Ratusan Juta, Yatim Piatu




Tak perlu menggembar-gemborkan sudah berapa banyak kita menyumbang orang karena mungkin belum sepadan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bai Fang Li. Kebanyakan dari kita menyumbang kalau sudah kelebihan uang. Jika hidup pas-pasan keinginan menyumbang hampir tak ada.


Bai Fang Li berbeda. Ia menjalani hidup sebagai tukang becak. Hidupnya sederhana karena memang hanya tukang becak. Namun semangatnya tinggi. Pergi pagi pulang malam mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya. Ia tinggal di gubuk sederhana di Tianjin, China.


Bai Fang Li setia mengayuh becaknya, setiap hari, dalam berbagai kondisi.

Ia hampir tak pernah beli makanan karena makanan ia dapatkan dengan cara memulung. Begitupun pakaiannya. Apakah hasil membecaknya tak cukup untuk membeli makanan dan pakaian? Pendapatannya cukup memadai dan sebenarnya bisa membuatnya hidup lebih layak. Namun ia lebih memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu.


Tersentuh


Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun. Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.


Namun yang membuat Bai Fang Li heran, si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya.Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya. Ketika ia tanya, ternyata si anak tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan. Ia gunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk di mana mereka tinggal. Mereka hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.


Bai Fang Li yang berkesempatan mengantar anak itu ke tempat tinggalnya tersentuh. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh.Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.

Tak Menuntut Apapun


Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya. Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk. Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000.

Bai Fang Li, ketika sakit


Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta.Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.

Anak-anak yatim piatu memberikan penghormatan terakhir kepada Bai Fang Li


Melihat semangatnya untuk menyumbang, Bai Fang Li memang orang yang luar biasa. Ia hidup tanpa pamrih dengan menolong anak-anak yang tak beruntung. Meskihidup dari mengayuh becak (jika diukur jarak mengayuh becaknya sama dengan 18 kali keliling bumi), ia punya kepedulian yang tinggi yang tak terperikan.

Kamis, 06 Oktober 2011

STEVE JOBS inspiring words

Tak usah dipungkiri lagi jika produk-produk teknologi keluaran Apple berasal dari kepala salah satu pendirinya, Steve Jobs. Setelah tutup usia, Steve tak hanya mewariskan produk terbaik, tapi juga inspirasi bagi para penerusnya.

Salah satu yang paling diingat dari sosok Steve adalah semangatnya yang tinggi. Terbukti hanya setelah peperangan besar selama 6 tahun dengan kanker pankreas, akhirnya Steve terkalahkan dan menghembuskan napas terakhirnya. Perjuangannya di dunia teknologi pun membuat banyak orang luar biasa kagum, termasuk mereka yang pernah mendengar 'petuah' dari pria brilian ini. Apa saja?

1. Tugasku membuat hidup banyak orang tak mudah. Pekerjaanku adalah bagaimana membuat mereka lebih baik. Tugasku adalah untuk menyatukan berbagai hal dari berbagai bagian dalam perusahaan ini, memastikan jalannya mulus, dan mencari sumber-sumber untuk proyek-proyek kunci. Dan untuk melakukannya, kami merekrut orang-orang hebat, mendorong mereka, dan membuat mereka lebih baik, agar bisa menghasilkan visi yang lebih agresif.

2. Kita tak bisa punya kesempatan untuk setiap hal (yang kita inginkan), dan setiap kesempatan harus dilakukan dengan sempurna. Karena inilah hidup kita. Hidup itu singkat, dan kau bisa saja mati, siapa tahu? Jadi inilah jalan yang kita pilih dalam hidup. Kita bisa duduk santai di Jepang, atau berlayar. Beberapa tim eksekutif bisa saja main golf. Mereka bisa saja bergabung dengan perusahaan lain. Dan inilah yang kami pilih. So it better be damn good. Sebaiknya bisa membayar (apa yang kami kerjakan). Dan kurasa sudah!

3. Aku selalu ingin memiliki dan menguasai teknologi terpenting dalam semua hal yang kita lakukan.

4. Ini bukan tentang budaya populer, dan ini bukan tentang membodohi publik, ini juga bukan meyakinkan orang apa yang sebenarnya tidak mereka percayai. Kami sudah merencanakan apa yang kami mau. Dan kurasa kami cukup mampu dan punya disiplin tinggi, untuk berpikir seperti banyak orang lainnya, apakah mereka akan menginginkannya juga. Karena inilah kami dibayar.

5. Kita semua punya telepon seluler. Tapi kita semua juga membencinya karena performanya sangat buruk. Softwarenya payah, hardwarenya jelek. Kami bertanya pada beberapa teman, dan mereka juga benci ponselnya. Sepertinya semua orang benci ponselnya. Dan kami melihatnya sebagai kesempatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan menarik.

6. Inovasi adalah alasan yang membedakan seorang pemimpin dan pengikut.

7. Aku tak tahu (apa yang harus dilakukan seorang CEO). Jadi kepala tukang bersih-bersih?

8. Jadilah ukuran kualitas. Beberpaa orang tak terbiasa dengan lingkungan yang menuntut hal luar biasa dari mereka.

9. Yang kami yakini, kalau kami terus memunculkan produk-produk hebat pada para pembeli, mereka akan terus mengeluarkan dompetnya.

10. Adalah pembajakan, bukan toko musik online, yang menjadi saingan utama kami.

11. Terkadang kalau kau berinovasi, kau akan membuat kesalahan. Yang paling baik, cepat-cepat mengakuinya dan melanjutkannya dengan membuat inovasi baru.

12. Kau tidak bisa sekedar bertanya pada pelanggan apa yang mereka mau dan berusaha memberikannya pada mereka. Ketika kau sudah menyelesaikannya, mereka akan meminta sesuatu yang baru.

Woah, tak disangka, seseorang yang begitu brilian di bidang teknologi juga mampu menciptakan kata-kata yang begitu menyentuh bak penyair. A million thanks, Steve! You inspire us to be a better people for a better world! (tv/mae)